Di balik suksesnya pelaksanaan Posyandu ILP di berbagai wilayah, ada sosok-sosok penting yang bekerja dengan semangat dan dedikasi tinggi, yakni para kader Posyandu. Mereka adalah warga biasa yang secara sukarela menjadi penggerak layanan kesehatan di lingkungannya.
Mulai dari mendata sasaran, melakukan pemeriksaan sederhana, hingga memberikan edukasi kepada masyarakat, semua dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tanpa kehadiran mereka, layanan Posyandu tidak akan berjalan optimal. Peran para kader inilah yang membuat Posyandu tetap hidup, tumbuh, dan relevan di tengah dinamika kebutuhan layanan kesehatan masyarakat.
Mereka yang Menjadi Tulang Punggung Posyandu
Kader Posyandu bukan tenaga medis, namun peran mereka sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Mereka mendampingi warga sejak awal, mulai dari edukasi, pendataan, hingga pemeriksaan dasar seperti penimbangan balita dan pengukuran tekanan darah. Kehadiran mereka menjadikan Posyandu terasa dekat dan akrab bagi warga di lingkungan RW.
Dengan latar belakang sebagai warga setempat, kader menjadi penghubung efektif antara layanan kesehatan dan masyarakat. Semangat gotong royong inilah yang menjadi kekuatan utama Posyandu ILP.
Sebaran dan Jumlah Kader Posyandu di Kota Salatiga
Pelaksanaan Posyandu ILP di Kota Salatiga didukung oleh sumber daya kader yang cukup besar dan tersebar merata di setiap wilayah. Hingga awal tahun 2025, tercatat ada 213 Posyandu ILP aktif yang tersebar di 210 RW. Menyesuaikan kebutuhan masing-masing wilayah, beberapa RW bahkan memiliki lebih dari satu Posyandu, seperti di Kelurahan Ledok dan Cebongan.
Untuk mendukung operasional Posyandu tersebut, Pemerintah Kota Salatiga memberdayakan sekitar 2.948 kader aktif. Jumlah kader per Posyandu bervariasi, namun secara umum terdapat rata-rata 10 hingga 15 kader per posyandu, dengan beberapa lokasi memiliki lebih banyak kader karena jumlah sasaran yang tinggi. Data ini menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat dalam mendukung layanan kesehatan berbasis komunitas.
Puskesmas/Kecamatan | Kelurahan | Jumlah Kader |
Kecamatan Argomulyo | 680 | |
Puskesmas Cebongan | Noborejo | 150 |
Cebongan | 90 | |
Ledok | 210 | |
Puskesmas Tegalrejo | Randuacir | 50 |
Tegalrejo | 135 | |
Kumpulrejo | 45 | |
Kecamatan Tingkir | 735 | |
Puskesmas Sidorejo Kidul | Tingkir Tengah | 150 |
Tingkir Lor | 120 | |
Kalibening | 45 | |
Sidorejo Kidul | 135 | |
Gendongan | 75 | |
Kutowinangun Kidul | 120 | |
Kutowinangun Lor | 90 | |
Kecamatan Sidomukti | 585 | |
Puskesmas Mangunsari | Kecandran | 105 |
Mangunsari | 240 | |
Puskesmas Kalicacing | Dukuh | 150 |
Kalicacing | 90 | |
Kecamatan Sidorejo | 930 | |
Puskesmas Sidorejo Lor | Pulutan | 75 |
Blotongan | 225 | |
Sidorejo Lor | 240 | |
Salatiga | 180 | |
Bugel | 105 | |
Kauman Kidul | 105 | |
JUMLAH | 2948 |
*Sumber: Dinas Kesehatan Kota Salatiga, data per Januari 2025Sumber: Dinas Kesehatan Kota Salatiga, data per Januari 2025
Jenjang Kompetensi Kader dan Keterampilan yang Harus Dikuasai
Agar dapat menjalankan tugas dengan baik, setiap kader Posyandu ILP dibekali dengan 25 keterampilan dasar yang dibagi dalam tiga jenjang kompetensi, yaitu Purwa, Madya, dan Utama. Pembagian ini memudahkan proses pelatihan bertahap serta memastikan bahwa setiap kader dapat memberikan layanan sesuai kapasitasnya.
Jenjang Purwa: Tingkatan terendah, biasanya terdiri dari 3 kecakapan utama, seperti pengelolaan posyandu, pelayanan balita, dan satu pilihan lainnya.
Jenjang Madya: Tingkatan menengah, biasanya memiliki 4 kecakapan utama, mencakup pengelolaan posyandu, pelayanan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta satu pilihan lain.
Jenjang Utama: Tingkatan tertinggi, biasanya memiliki 5 kecakapan utama, termasuk semua kecakapan Madya, serta kecakapan lain yang berkaitan dengan kesehatan.
Berikut kompetensi kader yang perlu dilakukan:
- Keterampilan Pengelolaan Posyandu
- Menjelaskan paket layanan posyandu untuk seluruh siklus hidup
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan kunjungan rumah
- Melakukan komunikasi efektif
- Keterampilan Bayi dan Balita
- Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian balita
- Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur
- Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/ tinggi badan dan lingkar kepala, lengan atas
- Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal, kurang dan tindaklanjutnya
- Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A dan obat cacing sesuai umur
- Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi/ PD3I (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela, Diare)
- Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita
- Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
- Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian ibu hamil, nifas
- Melakukan penyuluhan Isi Piringku Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
- Menjelaskan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas
- Menjelaskan bahwa ibu hamil perlu memantau berat badan, lingkar lengan dan tekanan darah dengan kurva Buku KIA
- Menjelaskan anjuran minum TTD setiap hari selama hamil
- Menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil, ibu nifas
- Keterampilan Usia Sekolah & Remaja
- Melakukan penyuluhan isi piringku, aktivitas fisik dan cek Kesehatan
- Menjelaskan program pencegahan anemia (Tablet Tambah Darah/ TTD dan skrining Hemoglobin/ Hb remaja putri)
- Melakukan penyuluhan bahaya merokok dan napza dan kehamilan remaja
Kader Siap Berkembang Bersama Masyarakat
Seiring berkembangnya layanan Posyandu menjadi lebih luas dan digital, kader pun dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi. Mereka tidak hanya menjalankan tugas teknis, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu mendorong masyarakat hidup sehat. Dukungan pelatihan, pendampingan dari petugas kesehatan, dan penggunaan teknologi seperti aplikasi pencatatan membantu meningkatkan kapasitas mereka.
Dengan kemampuan yang terus ditingkatkan, kader Posyandu siap menjawab tantangan layanan kesehatan masa kini. Mereka adalah wajah nyata pelayanan kesehatan yang tumbuh dari masyarakat untuk masyarakat.
Kehadiran Posyandu ILP tidak akan berjalan efektif tanpa peran aktif para kader sebagai garda terdepan di tengah masyarakat. Dengan jumlah yang besar dan tersebar merata di seluruh wilayah Kota Salatiga, mereka menjadi ujung tombak dalam menjangkau warga dari berbagai kelompok usia. Tidak hanya itu, melalui jenjang kompetensi yang jelas—dari Purwa hingga Utama—kader dibekali keterampilan sesuai peran dan kebutuhan lapangan.
Penguatan kapasitas kader menjadi salah satu kunci keberhasilan transformasi layanan kesehatan berbasis komunitas. Dengan dukungan pelatihan yang berkelanjutan, bimbingan teknis, dan kolaborasi lintas sektor, kader Posyandu siap menjalankan peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan peduli terhadap pencegahan sejak dini.
Comments are closed