KBRN, Jakarta: Philipp Lahm mengatakan bah gaya bermain yang di bawa oleh Pep Guardiola untuk masing-masing tim yang dibelanya itu berbeda, dirinya selalu beradaptasi di setiap lingkungan sepak bola baru yang ia duduki dengan sangat luar biasa.
Pemenang Piala Dunia itu pernah bekerja di bawah asuhan pelatih asal Catalan itu di Bayern Munich dan percaya dia sekarang lebih menyukai “gaya yang lebih berhati-hati”.
“Setelah titik tertinggi yang ia raih di Spanyol, Anda dapat melihat bahwa Guardiola sedang beradaptasi dengan sangat luar biasa di Manchester City,” kata Lahm dilansir dari El Paris, Jumat (7/5/2021).
“Barcelona adalah tim yang sangat bagus, dengan hampir semua orang memainkan beberapa instrumen dengan baik. Ketika mereka memenangkan Liga Champions pada tahun 2009 dan 2011, mereka mencekik lawan mereka,” ungkapnya.
“Gaya bermain itu dimungkinkan karena seluruh klub mengikuti ide Johan Cruyff tentang sepak bola total, [dan] Guardiola melihat dirinya dalam tradisi ini: jika mereka membiarkannya, dia akan memainkan 11 Iniesta di lapangan,” jelasnya.
“Di tempat lain dia harus mengorbankan sedikit idealismenya. Di Munich [di Bayern] dia membiarkan spesialis [Franck] Ribery dan [Arjen] Robben bermain di sayap, dan dua full-back melayang ke tengah saat tim berhasil mrnguasai bola.”
Lahm menambahkan: “City sekarang memainkan gaya yang lebih berhati-hati jika dibandingkan dengan gaya bermain Guardiola di Barcelona, mengandalkan bek atletik yang memaksakan diri di udara.”
“Tim terkadang memberikan bola, mundur, mempertahankan area mereka, beristirahat dan menunggu untuk melakukan serangan balik. Pelatih telah belajar menikmati gol sederhana dari sepak pojok atau tembakan dari luar kotak: dia telah melihat itu tujuan memiliki daya tariknya juga. Dia bukan hanya penggemar tiki-taka yang sangat menyerang,” pungkasnya.
Pelatih asal Catalan itu baru saja membukukan tempat di final Liga Champions lainnya, 10 tahun sejak terakhir kali dia mengangkat trofi itu, dengan kencan dengan Chelsea yang menunggu di partai puncak kompetisi utama Eropa.
City akan berusaha untuk menyelesaikan treble winner mereka musim ini, saat mereka bersiap untuk menambah gelar Liga Premier setelah kesuksesan Piala Carabao lainnya, dan Guardiola terus mengutak-atik rencananya pada 2020-21 saat ia mencari formula kemenangan di laga final Liga Champions nanti.
Di Barcelona, Guardiola memang membanggakan beberapa bakat terbaik dunia sepak bola yang pernah ada, termasuk orang-orang seperti Lionel Messi, Xavi dan Andres Iniesta, tetapi telah mengubah caranya di Bayern dan City, dengan memulai bermain tanpa striker.
Metode yang diterapkan Guardiola pada seluruh timnya membuatnya sukses di Spanyol, Jerman dan Inggris.
Gelar dan piala domestik telah diraihnya dengan mudah, tetapi kesuksesan di kancah Eropa terbukti sulit diraihnya selama dekade terakhir.
City sekarang berada dalam posisi yang sangat menguntungkan untuk meraih gelar itu, usai menyingkirkan Paris Saint-Germain di semifinal Liga Champions.
The Citizen telah menjadikan gelar Liga Champions itu sebagai prioritas utama sejak Sheikh Mansour tiba di Manchester pada tahun 2008.
Guardiola sekarang berada dalam jarak yang amat dekat dari hadiah utama itu, dengan menurunkan pemain terbaiknya di laga final nanti dari skuad bertabur bintang yang dapat dibentuk agar tetap memberikan hasil yang positif.