KBRN, Surakarta: Tempat karantina pemudik berjuluk rumah hantu di Kabupaten Sragen akan kembali diaktifkan, seiring larangan mudik Lebaran tahun ini kembali diterapkan Pemerintah. Pemudik yang membandel akan dikarantina terlebih dahulu sebelum bertemu keluarga.
Ada sejumlah daerah mempunyai cara tersendiri agar warga tak nekat pulang kampung, karena masih pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, seperti tahun sebelumnya.
Pemerintah desa tersebut kembali menyiapkan sebuah gudang kosong lama tak berpenghuni yang dijuluki rumah hantu untuk mengkarantina pemudik yang nekat pulang kampung.
“Kalau ada yang nekat mudik akan kita masukkan ke rumah hantu,” ujar Kepala Desa Sepat Mulyono, Sabtu kemarin (24/4/2021).
Bangunan tersebut tengah dibersihkan secara gotong royong oleh warga setempat. Mulyono menyebut, rumah hantu yang akan digunakan sebagai tempat karantina itu dulunya merupakan gudang tas. Rumah tersebut sudah 11 tahun ini tak ditempati oleh yang punya.
Menurutnya, ada 4 ruangan yang disediakan untuk menampung para pemudik. Namun sebelum mengoperasikan rumah hantu sebagai tempat karantina, Mulyono mengaku bakal meminta izin kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
“Kami memperkirakan akan banyak perantau yang bandel yang akan pulang lebih awal,” tambahnya.
Mengingat saat ini bulan puasa, pihaknya menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur.
“Makanan buka dan sahur kita sediakan. Besok sudah siap,” ujarnya.
Terpisah Ketua DPRD Sragen Suparno mengingatkan pemerintah agar tidak terlalu dalam memperlakukan warganya yang mudik. Mengingat mereka sudah dua tahun tidak bertemu keluarga.
“Mana jalan-jalan yang harus ditutup, mana yang boleh dibuka. Kita tidak melarang aktivitas warga. Tapi kita mencegah penyebaran virus ini,” jelasnya.
Untuk diketahui, pada tahun lalu, sejumlah warga yang nekat mudik dan yang bandel tak melakukan karantina dimasukkan ke dalam rumah tersebut. Mereka benar-benar kapok.
Selain ketakutan, mereka juga mengaku selalu dibayang-bayangi kedatangan hantu sesungguhnya. Warga yang pulang harus melewati karantina terlebih dahulu.