KBRN, Jakarta: Menyusul pengumuman Liga Super yang melibatkan 12 klub terbesar di Eropa membentuk liga terpisah, UEFA telah mengumumkan reformasi mereka sendiri atas Liga Champions yang ada.
Perubahan ini diperkirakan tidak akan diterapkan dalam beberapa tahun ke depan, tetapi perubahan tersebut masih merupakan perubahan paling substansial di Liga Champions seperti yang kita ketahui.
Dilansir dari laman UEFA.com (21/4/2021), perubahan pertama yang ada di Liga Champions nanti adalah jumlah perserta.
Jumlah tim akan ditingkatkan dari 32 menjadi 36 di Liga Champions format baru nanti.
Selain peningkatan tim dari 32 menjadi 36, perubahan terbesar adalah penyisihan grup pada dasarnya akan dihentikan, diganti dengan satu babak liga yang mencakup semua tim yang berpartisipasi.
BACA JUGA: Kongres UEFA Mengutuk Pembentukan Liga Super Eropa
Setiap klub yang berpartisipasi akan tampil dalam minimal 10 pertandingan tahap liga melawan 10 lawan yang berbeda (lima pertandingan kandang dan lima tandang), bukan enam pertandingan biasa melawan tiga tim yang sama dalam grup.
Delapan tim teratas kemudian secara otomatis akan lolos ke babak sistem gugur, dengan tim-tim yang finis di urutan kesembilan hingga ke-24 berhadapan dalam pertandingan play-off dua leg untuk maju ke babak 16 besar kompetisi.
Perubahan ini juga akan dilakukan untuk Liga Eropa (delapan pertandingan di tahap liga awal), serta Liga Konferensi Eropa baru yang akan memulai musim perdananya nanti pada tahun 2021 (enam pertandingan di tahap liga).
Kedua kompetisi divisi bawah ini juga akan diperluas menjadi 36 tim di setiap tahapan liga.
Kualifikasi ke Liga Champions kurang lebih akan sama, dengan tempat yang diperoleh melalui hasil tim di liga domestik masing-masing.
Dengan kompetisi yang diperluas untuk memungkinkan lebih banyak tim, tempat tambahan akan dialokasikan untuk klub yang berada di peringkat ketiga dalam kejuaraan dari peringkat asosiasi nasional UEFA yang berada di urutan kelima.
Tempat lain akan pergi ke tim domestik melalui kualifikasi “Jalur Champions”.
Dua tempat terakhir akan menjadi milik klub yang memiliki koefisien klub tertinggi dalam lima tahun terakhir yang belum berhasil lolos ke fase grup Liga Champions, tetapi berhasil lolos ke fase kualifikasi Liga Champions, Liga Europa atau Liga Konferensi Europa.
Pertandingan Liga Champions masih akan dimainkan pada pertengahan pekan, seperti biasa.
UEFA mengklaim jika format baru ini akan menghadirkan kompetisi yang semakin sengit dengan jumlah pertandingan yang semakin banyak.
Mengingat babak penyisihan grup pada format baru ini akan dihapuskan.
Format baru ini memberikan peluang besar bagi para kuda hitam untuk tampil sebagai kejutan dan bertemu dengan tim-tim papan atas di awal-awal Liga Champions musim tersebut digulirkan.
Selain itu, format satu liga yang diterapkan akan membuat setiap pertandingan akan menjadi pertandingan penting.
Apapun hasil yang terjadi, itu akan mengubah kesempatan sebuah tim di gelaran Liga Champions musim tersebut. (Miechell Octovy Koagouw)