Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah salah satu faktor yang bisa menyebabkan tanaman gagal panen. Petani bisa memakai pestisida sebagai upaya menekan jumlah OPT yang dapat membahayakan tanaman. Pemakaian pestisida harus mematuhi tata cara dan teknik yang sudah ditetapkan oleh para ahli. Maka dari itu, Dinas Pertanian Kota Salatiga mengadakan dialog interaktif di ajang Jelita radio Suara Salatiga untuk membahas teknik aplikasi pestisida dalam pengendalian OPT.
Penggunaan pestisida untuk membantu petani membasmi OPT atau hama harus dilakukan secara bijaksana dan benar. Pestisida adalah cairan racun kimia yang harus digunakan seminimal dan sebijaksana mungkin. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan dalam pengaplikasian pestisida:
- Menyiapkan alat dan perlengkapan seperti baju pelindung, sarung tangan, sepatu boot, masker, dan topi.
- Menggunakan pestisida yang sesuai dengan OPT yang ingin dihilangkan.
- Memperhatikan waktu penyemprotan, watu yang tepat biasanya pada pagi atau sore hari.
- Memperhatikan takaran dan penggunaan media pestisida yang sesuai dengan tanaman yang membutuhkan.
- Menggunakan pestisida hanya bila benar-benar perlu
- Menggunakan teknik PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
- Memperhatikan masa tunggu
Aplikasi pestisida yang bijak pada tanaman akan mengurangi dampak negatif pestisida terhadap pengguna, konsumen, dan lingkungan. Bagaimanapun pestisida adalah racun yang penggunaanya harus diminimalisir karena pestisida membawa dampak yang tidak baik pada tubuh manusia dan lingkungan.
Pestisida dapat memicu kanker, penyakit degeneratif, syaraf, hati, hingga ginjal. Masyarakat bisa mulai mengubah cara budidaya pertanian menjadi pertanian organik sebagai alternatif pengurangan pesstisida. Cara lain yanag bisa dilakukan adalah membiarkan predator alami OPT hidup bebas di alam dan rantai makanan berjalan alami.
Pertanian organik lebih ramah lingkungan, lebih baik untuk menjaga kelestarian alam, menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan mempunyai nilai tambah.