Penyakit TB atau TBC merupakan salah satu penyakit yang umumnya menyerang paru-paru dan dapat mempengaruhi organ lainya akibat dari infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dlansir dari alodokter. com, penyakit TB merupakan penyakit yang paling banyak mematikan di dunia dan merupakan pernyakit menular berbahaya nomor 2 setelah covid-19.
Indonesia berada di urutan ketiga setelah India dan Cina, terlebih bagi para pengidap HIV/AIDS yang memiliki risiko terjangkit TB lebih parah. Semua orang dapat terjangkit TB baik orang dewasa maupun anak-anak akibat dari faktor lingkungan yang tidak bersih dan sehat. Maka dari itu pemerintah pun mengeluarkan kebijakan lewat Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, Puskesmas Mangunsari memiliki inovasi program bernama ‘Sepucuk Cinta TB’ dalam memberantas penyakit TB. Kali ini DJ Gita ditemani oleh ibu Tri Wahyuni, SKM selaku promotor kesehatan Puskesmas Mangunsari dalam memperkenalkan program ‘Sepucuk Cinta TB’
Skrining dan Jemput Cepuk Dahak
Skrining dan jemput cepuk dahak merupakan akronim dari ‘Sepucuk Cinta TB’ yang merupakan salah satu inovasi program dari Puskesmas Mangunsari. Program yang pernah masuk ke dalam nominasi 99 besar dalam kompetisi inovasi pelayanan publik ini menyasar pada masyarakat umum terduga TB dan pasien yang mengalami gejala keluhan ke arah TB.
Pada tahun 2018, Puskesmas Mangunsari sebenarnya sudah memiliki program untuk penyakit TB bernama ‘Jebol Dahak’ – Jemput Bola Dahak dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien. Sayangnya dalam evaluasi program ini belum efektif untuk mencapai standar minimum, terlebih ketika pandemi melanda Indonesia di mana masyarakat takut untuk datang ke fasilitas kesehatan. Maka dari itu, dilakukan perbaharui inovasi menjadi ‘Sepucuk Cinta TB’.
Kolaborasi dengan Semua Sektor yang Ada
Tidak hanya petugas kesehatan saja yang bekerja, namun Puskesmas Mangunsari juga memberdayakan masyarakat melalui Kader Peduli TB yang bernama ‘Wajik’ – Warga Jemput Cepuk yang merupakan hasil musyawarah masyarakat dalam memberantas penyakit TB. Selain dari masyarakat ada juga partisipasi dari pemerintahan seperti mengajak untuk melakukan skrining masal, ikut dalam kegiatan sekolah, posyandu lansia, pendataan kunjungan rumah, hingga upaya kesehatan kerja yang berada di lingkup Puskesmas Mangunsari.
Program ‘Sepucuk Cinta TB’ ini juga dikolaborasikan dengan program bernama ‘Grebek Melati’ – Gerakan Bersama Kita Mencegah, Menanggulangi, dan Mengobati Penyakit Tidak Menular. Teman Setia bisa mendatangi puskesmas untuk melakukan skrining secara mandiri atau menunggu jadwal pemeriksaan secara masal yang rutin diadakan setiap bulan.
Jangan Khawatir! Bisa Sembuh, Jangan Putus Jalan
Jangan khawatir bila mengidap penyakit TB, Teman Setia. Karena TB dapat disembuhkan asal tidak putus di tengah jalan. Bila Teman Setia putus di tengah jalan dengan alasan sudah membaik itu belum tentu sembuh total karena diagnosis sendiri. Akibat dari putus perawatan bisa menyebabkan bakteri TB resisten atau kebal terhadap obat antibiotik yang di konsumsi. Teman Setia perlu mengetahui gejala-gejala terjangkit penyakit TB:
- Batuk atau batuk berdahak selama 2-3 minggu tanpa gejala jelas1
- Fisik terasa lemah dan lesu
- Nafsu makan turun
- berat badan turun
- Keringat dingin pada malam hari tanpa ada aktivitas
- Sering mengalama demam selama 1 bulan
- Nyeri dada atau sesak nafas
- Batuk berdarah bila sudah parah