Bagi para orang tua, kesehatan anak tentu menjadi prioritas utama. Mulai dari memastikan asupan gizinya terpenuhi hingga menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, semuanya dilakukan demi mendukung tumbuh kembang yang optimal. Namun, ada satu langkah penting yang sering kali masih diabaikan atau bahkan diragukan, yaitu imunisasi. Padahal, imunisasi terbukti menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya sejak dini.
Dalam kesempatan NGOBRAS kali ini, dr. Tasfiyah Sri Prihati dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga hadir untuk menjelaskan secara mendalam mengenai BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Program ini rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun dan memiliki peran besar dalam membentuk generasi yang sehat, kuat, dan tangguh di masa depan.
Apa Itu BIAS dan Mengapa Penting?
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekola) adalah program imunisasi nasional yang rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu setiap bulan Agustus dan November. Program ini menyasar anak-anak usia sekolah dasar sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan kesehatan sejak dini. Pada bulan Agustus, anak-anak akan mendapatkan imunisasi campak rubella dan vaksin HPV untuk pencegahan kanker leher rahim. Sementara di bulan November, imunisasi difokuskan pada pemberian vaksin DT (Difteri dan Tetanus) serta TD, disesuaikan dengan usia dan kelas anak.
▶️ Baca juga: Jangan Tunggu Sakit: Kenali Pentingnya Vaksin HPV dan Pap Smear untuk Cegah Kanker Serviks
Pentingnya BIAS tidak bisa diremehkan, Teman Setia. Program ini bertujuan membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit berbahaya yang dapat dicegah melalui imunisasi. Dengan vaksinasi, tubuh anak akan lebih siap menghadapi infeksi, bahkan jika tertular pun gejala yang dialami cenderung lebih ringan. Selain memberikan perlindungan individual, BIAS juga mendukung terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) yang secara tidak langsung melindungi anak-anak lain di lingkungan sekitar yang belum atau tidak bisa menerima imunisasi. Dengan demikian, BIAS bukan hanya penting bagi kesehatan pribadi seorang anak, tetapi juga bagi ketahanan kesehatan masyarakat secara luas.
Siapa Saja yang Jadi Sasaran BIAS

Sasaran BIAS sudah ditentukan berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan dan rekomendasi WHO. Secara garis besar, berikut sasaran imunisasi:
- Agustus:
- Kelas 1 SD → Imunisasi campak rubela
- Kelas 5 SD → Imunisasi HPV
- Kelas 6 dan 9 (remedial HPV untuk yang belum vaksin bagi para siswi)
- November:
- Kelas 1 SD → Vaksin DT
- Kelas 2 dan 5 SD → Vaksin TD
Bagaimana Pelaksanaan BIAS dan Bagaimana Jika Anak Belum atau Sudah Dua Kali Divaksin?
Pelaksanaan BIAS dilakukan secara terkoordinasi antara Dinas Kesehatan, puskesmas, pihak sekolah, dan berbagai lembaga terkait lainnya. Biasanya, tim dari puskesmas akan datang langsung ke sekolah untuk memberikan imunisasi kepada siswa. Proses ini didampingi oleh guru serta petugas dari Dinas Kesehatan, dan telah diatur dalam jadwal yang disepakati sebelumnya antara sekolah dan fasilitas kesehatan. Sebelum anak divaksinasi, petugas akan melakukan skrining sederhana untuk memastikan kondisi kesehatannya memungkinkan menerima vaksin, seperti tidak sedang demam, batuk, atau pilek berat. Bila anak dinyatakan layak, vaksinasi dilakukan dan anak diminta beristirahat sejenak untuk memantau reaksi setelah imunisasi.
Namun, bagaimana jika anak sedang sakit dan tidak bisa mengikuti jadwal imunisasi di sekolah? Tak perlu khawatir, Teman Setia. Vaksinasi bisa ditunda hingga anak sembuh dan nantinya dapat dilakukan di puskesmas wilayah masing-masing. Bahkan, jika ada cukup banyak anak yang berhalangan hadir, puskesmas bisa kembali datang ke sekolah untuk melakukan imunisasi susulan. Sistem yang fleksibel ini memastikan semua anak tetap mendapatkan hak imunisasi meski tidak sesuai jadwal awal.
Sementara itu, jika secara tidak sengaja anak menerima vaksin yang sama dua kali, orang tua juga tidak perlu panik. Berdasarkan penjelasan dari dr. Tasfiyah Sri Prihati, vaksin tidak akan menyebabkan overdosis. Meskipun pemberian ganda tidak memberikan manfaat tambahan dan dinilai sia-sia, kondisi ini tetap aman secara medis. Oleh karena itu, sistem pencatatan imunisasi kini semakin diperkuat melalui digitalisasi menggunakan aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu) yang terkoneksi dengan platform Satu Sehat. Data juga dicatat melalui buku KIA atau laporan sekolah, sehingga kejadian vaksinasi ganda dapat dicegah semaksimal mungkin.
Persiapan Pemerintah dan Peran Orang Tua dalam Menyukseskan BIAS
Suksesnya program BIAS tidak lepas dari persiapan matang yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Kesehatan. Sejumlah langkah strategis telah dijalankan, mulai dari sosialisasi melalui radio dan media sosial, hingga koordinasi lintas sektor dengan sekolah, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Dinas Sosial, dan PKK. Selain memastikan ketersediaan vaksin dan tenaga medis terlatih, pemerintah juga menyiapkan jadwal pelaksanaan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Tak hanya menyasar anak-anak di sekolah, Dinas Kesehatan juga memastikan anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan formal tetap mendapatkan layanan imunisasi dengan pendataan dan pengorganisasian melalui puskesmas, kecamatan, serta lembaga masyarakat setempat.
Di sisi lain, keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan untuk menyukseskan pelaksanaan BIAS. Orang tua diimbau memastikan anak dalam kondisi sehat saat akan divaksin, memberikan sarapan terlebih dahulu, serta membekali anak dengan pemahaman yang baik agar tidak takut saat imunisasi. Bila anak sedang sakit, vaksinasi dapat ditunda dan dilakukan di puskesmas ketika kondisinya sudah membaik. Untuk anak yang tidak bersekolah, orang tua bisa mendampingi mereka ke puskesmas sesuai wilayah domisili.
Setelah vaksinasi, orang tua tetap harus memantau kondisi anak, terutama jika muncul keluhan seperti nyeri di bekas suntikan atau demam ringan. Cukup berikan kompres dingin, air putih yang cukup, dan paracetamol sesuai dosis bila diperlukan. Namun, jika muncul gejala berat seperti kejang atau demam tinggi yang tidak mereda, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat. Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua — termasuk dalam menjangkau anak-anak di luar sistem pendidikan formal — menjadi kunci keberhasilan BIAS dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya.
Imunisasi terbukti menjadi langkah preventif yang sangat efektif dalam mencegah berbagai penyakit berbahaya. Melalui program BIAS, anak-anak Indonesia mendapat perlindungan yang lebih kuat sejak usia dini. Oleh karena itu, program ini wajib mendapat dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya para orang tua. Pastikan anak-anak menerima imunisasi tepat waktu, dalam kondisi sehat, serta tidak melewatkan tahapan penting yang telah dijadwalkan.
No responses yet