Dalam perkembangan zaman, teknologi menjadi salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perkembangan sosial anak. Penggunaan gadget mempengaruhi cara anak-anak berinteraksi, belajar, dan berkembang. Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, seperti akses cepat ke informasi dan alat komunikasi yang efisien, penting untuk memperhatikan dampak potensialnya terhadap keterampilan sosial anak dan keseimbangan hidup mereka.
Apalagi, saat ini kebiasaan orang tua yang memberikan anaknya gadget supaya diam dan tenang ketika mereka sibuk. Meskipun solusi ini mungkin memberikan ketenangan sementara, penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Kesalahan ini tentunya tidak boleh dilanjutkan Teman Setia.
Supaya tidak salah langkah untuk mendidik anak, berikut 5 efek gadget pada perkembangan sosial anak!
Cyberbullying

Semakin bebasnya orang berekspresi, terkadang keblablasan juga untuk menyakiti orang lain. Adanya sosial media dalam berkomunikasi dan menyampaikan suara terkadang menjadi mata pedang yang tajam. Ini dapat memunculkan berbagai bentuk perilaku negatif seperti penyebaran hoax, pencemaran nama baik, hingga yang paling sering dilakukan adalah cyberbullying.
Banyak anak-anak yang sudah memiliki akun media sosial, entah untuk mengabadikan foto, kegiatan sehari-hari, atau hanya untuk mencari teman. Sayangnya, terkadang banyak orang dewasa yang meninggalkan jejak dikolom komentar dengan tidak bijak dengan memberikan kritik tidak membangun atau berkata kasar. Tentunya ini berdampak buruk pada mental dan kepercayaan diri anak-anak akibat belum siap menghadapi kritik. Terlebih anak-anak akan menganggap bahwa itu adalah trend atau cara berinteraksi, sehingga akan ikut berkomentar menggunakan kata-kata tersebut.
Penting bagi orang tua untuk mengawasi aktivitas media sosial anak dan memberikan pemahaman tentang bagaimana menghadapi komentar negatif, serta mendorong budaya penggunaan media sosial yang positif dan sehat. Cyberbullying termasuk tindakan kekerasan yang bisa dipidana.
Menyebabkan gangguan jiwa

Akibat dari kegiatan berinternet yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kejiwaan seperti kecemasan (anxiety), depresi, atau perubahaan mood yang tidak stabil. Paparan terus-menerus terhadap konten negatif, perundungan siber (cyberbullying), atau perbandingan sosial di media sosial dapat memperburuk kondisi mental seseorang.
Tak hanya itu, bila anak sudah kecanduan gadget akan sulit melepaskan diri hingga merasa gelisah dan cemas bila tidak memegang atau mengakses internet. Kondisi ini dikenal sebagai nomophobia (no mobile phone phobia), di mana anak akan merasa tidak nyaman, cemas, atau bahkan panik ketika jauh dari gadget mereka.
Untuk mengatasi kecanduan gadget, Teman Setia dapat membuat jadwal atau peraturan yang jelas mengenai penggunaan gadget, serta memastikan anak memiliki aktivitas lain seperti berkumpul dengan keluarga, membaca buku, atau bermain di luar. Ciptakan kebiasaan positif agar anak terbiasa dengan rutinitas yang seimbang dan tidak terlalu bergantung pada gadget. Jika perlu, Teman Setia juga bisa terlibat dalam kegiatan online anak untuk memantau dan mendampingi. Selain itu, berikan pemahaman kepada anak agar ia dapat menerima diri sendiri dan tidak merasa cemas atau depresi jika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, karena tidak semua pencapaian akan membawa kebahagiaan.
Kesulitan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain

Ketergantungan pada perangkat digital sering kali membuat seseorang menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya daripada di lingkungan sosial nyata. Hal ini dapat mengurangi kesempatan untuk mengasah keterampilan komunikasi langsung, seperti membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan merespons percakapan dengan tepat.
Anak-anak maupun remaja yang terlalu sering menggunakan gadget mungkin merasa canggung atau kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, karena mereka terbiasa berinteraksi melalui layar. Dampak ini bisa memperburuk isolasi sosial dan membuat mereka kurang percaya diri dan merasa tidak nyaman dalam situasi tatap muka, yang pada akhirnya mengganggu perkembangan emosional dan kemampuan bersosialisasi mereka.
Ketergantungan pada gadget juga dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan bicara anak, yang dikenal dengan istilah delay speech atau keterlambatan bicara. Anak yang terlalu sering menggunakan gadget, terutama tanpa adanya interaksi verbal yang memadai dengan orang tua atau lingkungan sekitar, mungkin kurang mendapatkan stimulasi bahasa yang dibutuhkan untuk berkembang. Hal ini dapat menghambat perkembangan kosakata, keterampilan merangkai kalimat, serta kemampuan anak untuk memahami dan mengekspresikan bahasa dengan benar.
Cenderung individualis

Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat menyebabkan kecenderungan menjadi individualis, di mana mereka lebih fokus pada diri sendiri dan aktivitas di dunia maya daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka. Anak yang terlalu sering terpaku pada layar gadget cenderung mengisolasi diri dari lingkungan sosialnya, sehingga kehilangan kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial penting, seperti bekerja sama, berbagi, atau memahami emosi orang lain.
Selain itu, anak mereka lebih terbiasa dengan kepuasan pribadi yang diberikan oleh gadget, ketimbang berkolaborasi dan berbagi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan kurangnya interaksi sosial yang sehat dapat menghambat kemampuan mereka untuk memecahkan masalah bersama atau berkomunikasi secara terbuka, sehingga mereka lebih tertarik pada aktivitas yang hanya melibatkan diri mereka sendiri.
Beri pemahaman dan penjelasan bahwa mereka adalah seorang makhluk sosial yang pastinya memerlukan bantuan orang lain begitupun sebaliknya. Teman Setia bisa mengajak anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas keluarga, seperti makan bersama, bermain permainan tradisional, atau mengikuti kegiatan luar ruangan yang melibatkan teman-teman sebayanya atau menjadwalkan play date.
Kurangnya aktivitas fisik

Karena menghabiskan waktu dengan bermain gadget, tentunya anak kurang melakukan aktivitas fisik. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka, seperti meningkatnya risiko obesitas, melemahnya otot dan tulang, serta menurunnya stamina dan daya tahan tubuh. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga dapat memengaruhi perkembangan motorik anak, yang seharusnya terbentuk melalui gerakan dan eksplorasi fisik.
Tidak hanya itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan gangguan tidur hingga suasana hati yang buruk. Aktivitas fisik sebenarnya membantu meningkatkan hormon endorfin yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Oleh karena itu, melibatkan anak dalam permainan fisik dan olahraga yang menyenangkan dapat meningkatkan keseimbangan fisik dan mental, serta memberikan peluang bagi mereka untuk bersosialisasi dan mengembangkan keterampilan sosial.
Bagaimana, masih ingin memberikan anak gadget supaya duduk manis, Teman Setia? Perlu diingat bahwa masa anak-anak merupakan masa yang penting dalam pengembangan kognitif dan sosialisasi mereka. Terlalu banyak paparan gadget dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mengeksplorasi kreativitas, dan mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan di kehidupan nyata.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih bijak dalam memberikan akses gadget dan lebih fokus pada mendukung perkembangan anak melalui kegiatan yang melibatkan interaksi langsung, stimulasi fisik, dan permainan yang mendorong kreativitas serta kerja sama dengan orang lain.
No responses yet