Keluarga adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang sehat dan sejahtera, namun di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan seperti stunting, kurangnya peran ayah dalam pengasuhan, hingga pemberdayaan lansia. Untuk menjawab hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga meluncurkan program Quick Win sebagai langkah percepatan pembangunan keluarga dan penurunan angka stunting. Program ini diharapkan dapat mewujudkan keluarga yang sehat, bahagia, dan berkualitas sebagai kunci menuju generasi emas Indonesia di masa depan.

Dialog interaktif kali ini Dj Gita Nugraha akan ditemani oleh drg. Yulia Kristiyany selaku Plt. Kepala DP3APPKB Kota Salatiga dan M. Faruaqal M., S.K.M selaku Penyuluh KB akan menjelaskan bagaimana 5 program utama Quick Win diterapkan di Kota Salatiga sebagai bentuk aksi nyata menuju keluarga yang lebih berkualitas.

Apa Itu Quick Win?

Quick Win adalah program percepatan yang diluncurkan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KKBN) untuk percepatan pembangunan keluarga dalam memperkuat ketahanan dan kualitas keluarga di Indonesia. Berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 180 dan Nomor 181 Tahun 2024, Quick Win memiliki dasar yang kuat untuk dijalankan secara terintegrasi di seluruh daerah, termasuk Kota Salatiga.

Program ini tidak hanya mengandalkan intervensi pemerintah, tetapi juga menekankan pada partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapannya. Dengan pendekatan berbasis keluarga, Quick Win dirancang agar manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat, baik anak, remaja, orang tua, maupun lansia.

Dalam pelaksanaannya, Quick Win memiliki beberapa tujuan utama:

  • Meningkatkan kualitas hidup kelompok rentan, termasuk anak, lansia, dan keluarga miskin dengan pendekatan holistik.
  • Mendorong peran aktif masyarakat dan tokoh lokal dalam pembangunan keluarga.
  • Memanfaatkan teknologi digital untuk mengintegrasikan layanan keluarga dan data kependudukan.
  • Memperkuat kolaborasi lintas sektor, sehingga penanganan stunting dan masalah keluarga dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan, dan tidak parsial.

5 Program Quick Win di Kota Salatiga

Dalam pelaksanaannya, Quick Win diwujudkan ke dalam lima program utama yang menyasar berbagai lapisan keluarga, mulai dari anak-anak, orang tua hingga lansia. Kelima program ini dirancang saling melengkapi, sehingga pembangunan keluarga dapat berjalan lebih menyeluruh dan berkesinambungan di Kota Salatiga.

1. GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting)

GENTING menjadi program awal dari Quick Win dan cukup berhasil di Kota Salatiga. Tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang berisiko stunting. Bantuan yang diberikan berupa nutrisi senilai Rp15.000 per hari selama 6 bulan penuh, dilengkapi dukungan non-nutrisi.

Hingga kini, sudah ada 37 orang tua asuh dengan 60 anak penerima manfaat, total bantuan mencapai Rp167 juta. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat sangat besar dalam ikut serta membangun keluarga yang sehat.

2. TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak)

Ilustrasi anak dengan kamera mainannya (Tanaphong Toochinda/unsplash)

Program ini berfokus pada peningkatan kualitas Tempat Penitipan Anak (TPA) agar memenuhi standar nasional. Melalui TAMASYA, para pengasuh anak dibekali pelatihan soft skill, termasuk kelas Kerabat (Kelas Orang Tua Hebat) yang digelar rutin. Orang tua juga bisa memantau tumbuh kembang anak melalui Kartu Kembang Anak (KKA).

Anak-anak di TPA bukan hanya sekadar dititipkan, tetapi juga dibimbing melalui kegiatan pembelajaran sederhana untuk menstimulasi kemampuan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Dengan begitu, waktu anak di TPA tidak terbuang sia-sia, melainkan menjadi sarana pengembangan potensi sejak dini. Meski masih menghadapi kendala, seperti keterbatasan waktu pengasuh untuk ikut pelatihan, program ini menjadi langkah penting memastikan anak-anak mendapatkan pengasuhan yang optimal di luar rumah.

3. SIDAYA (Lansia Berdaya)

SIDAYA hadir untuk memastikan para lansia tetap berdaya dan percaya diri meskipun usia terus bertambah. Di Salatiga, program ini berjalan melalui kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) dan berkembang menjadi Sekolah Lansia yang nantinya akan dibekali materi kesehatan, keterampilan, hingga motivasi hidup sehat.

Lansia juga mendapatkan layanan kesehatan rutin melalui ILP (Inspeksi Lanjut Puskesmas). Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi objek perawatan, tetapi juga subjek yang mampu berkontribusi di tengah keluarga dan masyarakat. Selain itu, dengan adanya SIDAYA ini tentunya akan mengurangi sandwich generation.

4. GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia)

GATI bertujuan untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan keluarga. Selama ini, pengasuhan sering dianggap hanya tanggung jawab ibu, padahal kehadiran ayah juga sama pentingnya. Karena itu, GATI mendorong perubahan paradigma melalui berbagai kegiatan seperti konseling calon pengantin di KUA, sosialisasi peran ayah, hingga gerakan nasional yang mengajak ayah lebih terlibat dalam kehidupan anak. Salah satu contohnya adalah Surat Edaran Kementerian yang mengimbau ayah mengantar anak di hari pertama sekolah sebagai simbol dukungan emosional.

Sudah tidak zamannya lagi ayah hanya berperan sebagai pencari nafkah tanpa ikut andil dalam pengasuhan. Bonding bukan hanya dilakukan oleh ibu, melainkan juga oleh ayah agar anak tumbuh dengan rasa aman dan penuh perhatian. Dengan keterlibatan ayah, anak akan merasakan kehadiran figur penting dalam hidupnya, sehingga terhindar dari kondisi fatherless.

5. Super Apps Keluarga Indonesia

Ilustrasi aplikasi di smartphone (Jotform/unsplash)

Berbeda dari empat program sebelumnya, Super Apps Keluarga Indonesia berbasis teknologi digital. Aplikasi ini akan memuat layanan dan informasi lengkap mengenai keluarga, mulai dari kesehatan, pola asuh, pendidikan anak, hingga pemberdayaan lansia. Bahkan, masyarakat bisa mengakses pembahasan dari A sampai Z seputar permasalahan keluarga, sehingga tidak perlu lagi bingung mencari informasi dari berbagai sumber yang terpisah.

Super Apps ini masih dalam tahap pengembangan, namun harapannya dapat menjadi platform terpadu yang mudah diakses kapan saja. Dengan integrasi berbagai aplikasi yang sudah ada, masyarakat di Kota Salatiga dan seluruh Indonesia bisa lebih cepat mendapatkan jawaban serta layanan yang mereka butuhkan untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Peran Masyarakat dalam Quick Win

Keberhasilan Quick Win sangat ditentukan oleh sejauh mana masyarakat mau terlibat. Program ini memang dirancang bukan sekadar menjadi proyek pemerintah, melainkan gerakan bersama yang mengajak keluarga dan komunitas untuk berperan aktif. Tanpa dukungan masyarakat, berbagai program seperti GENTING, TAMASYA, SIDAYA, GATI, maupun Super Apps tidak akan berjalan maksimal. Oleh karena itu, partisipasi warga menjadi pilar utama dalam mempercepat terwujudnya keluarga berkualitas.

Selain itu, masyarakat juga berperan dalam memberikan masukan, menyuarakan kebutuhan lokal, dan mengawasi jalannya program agar sesuai dengan kondisi di lapangan. Seperti yang disampaikan drg. Yulia, kunci keberhasilan Quick Win ada pada ‘Komitmen, Kerja Sama, Kolaborasi, dan Konsistensi’. Jika prinsip ini dijalankan bersama, Quick Win bisa menjadi gerakan berkelanjutan yang lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Melalui lima program utamanya, Quick Win menjadi bukti nyata bahwa pembangunan keluarga tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama. Dengan dukungan masyarakat, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi digital, diharapkan setiap keluarga di Kota Salatiga dapat tumbuh lebih kuat, sehat, dan berdaya. Pada akhirnya, keluarga yang berkualitas bukan hanya menjadi cita-cita, tetapi juga fondasi utama untuk mewujudkan generasi emas Indonesia di masa depan.

Please follow and like us:
Pin Share

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow by Email
Instagram
Telegram