Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, fisioterapi hadir sebagai salah satu layanan kesehatan yang semakin dibutuhkan. Tak hanya ditujukan untuk pemulihan pasca-cedera atau pasca-stroke, fisioterapi juga memiliki peran besar dalam menjaga fungsi gerak tubuh, meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah gangguan muskuloskeletal sejak dini. Layanan ini kini semakin mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat seiring berkembangnya fasilitas kesehatan dan transformasi digital dalam dunia medis.

Sebagai bagian dari edukasi publik serta dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) yang jatuh pada tanggal 10 Juni, DJ Gita Nugraha bersama Reza Arshad Yanuar, Sst., FT, seorang fisioterapis dari RSUD Kota Salatiga, mengajak Teman Setia untuk mengenal lebih dekat apa itu fisioterapi, siapa saja yang bisa mengakses layanan ini, serta bagaimana peran fisioterapi menjadi bagian penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia.

Apa Itu Fisioterapi dan Siapa yang Melakukannya?

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan, memulihkan, dan mempertahankan fungsi gerak dan aktivitas tubuh seseorang. Terapi ini menggunakan pendekatan non-farmakologis seperti latihan fisik, teknik manual, penggunaan alat bantu, serta teknologi medis seperti elektroterapi dan terapi panas atau dingin untuk membantu pemulihan pasien dari berbagai kondisi, baik akut maupun kronis. Fisioterapi berperan penting dalam pemulihan pasca stroke, cedera olahraga, nyeri muskuloskeletal, hingga gangguan keseimbangan dan postur.

Profesi fisioterapi dijalankan oleh tenaga kesehatan bernama fisioterapis, yang telah menempuh pendidikan formal dan tersertifikasi secara nasional. Mas Reza menjelaskan jalur pendidikan fisioterapi tersedia dari jenjang D3, D4, S1 hingga profesi. Seorang fisioterapis memiliki kompetensi untuk menilai kondisi pasien secara menyeluruh, merancang program terapi yang sesuai, serta memantau progres pasien dari waktu ke waktu.

Manfaat Fisioterapi: Dari Bayi hingga Lansia

Mulai dari muda sampai tua bisa mendapatkan pelayanan fisioterapi (Abigail Clarke/unsplash)

Fisioterapi memiliki cakupan manfaat yang sangat luas dan tidak terbatas pada usia tertentu. Terapi ini bisa diberikan sejak masa bayi, masa pertumbuhan anak, usia produktif, hingga usia lanjut. Setiap kelompok usia memiliki kebutuhan dan tujuan terapi yang berbeda, tetapi semua berfokus pada satu hal utama: mengoptimalkan fungsi gerak tubuh untuk meningkatkan kualitas hidup.

Pada bayi dan anak-anak, fisioterapi mendukung pencapaian tonggak motorik seperti merangkak dan berjalan. Selain itu, juga dapat menghidarkan risiko penyakit cerebral palsy, muscular dystrophy, atau Down syndrome akibat dari keterlambatan perkembangan keterampilan motorik. Untuk remaja dan dewasa, fisioterapi berperan besar dalam pemulihan cedera olahraga, nyeri punggung, dan gangguan muskuloskeletal akibat postur yang salah atau aktivitas berat. Perlakuan termasuk latihan rehabilitatif, teknik manual, dan penguatan otot mempercepat proses pemulihan serta meningkatkan biomekanika tubuh.

▶️ Baca juga: CARA BARU HEALING – PELAYANAN HOLISTIC HEALING AND WELLNESS CENTER RSUD KOTA SALATIGA

Fisioterapi juga mendukung ibu hamil dan pascapersalinan melalui penguatan otot dasar panggul dan pengurangan nyeri punggung. Untuk lansia, program fisioterapi yang fokus pada latihan keseimbangan dan penguatan otot telah terbukti menurunkan risiko jatuh sekitar 2331 %. Tidak hanya fisik, terapi ini juga memberikan efek positif pada kesehatan mental dengan meningkatkan suasana hati, kepercayaan diri, serta mengurangi stres.

Transformasi Layanan Fisioterapi di Indonesia

Seorang fisioterapis sedang melakukan tugasnya kepada pasien (Funkcinės Terapijos Centras/pexels)

Layanan fisioterapi di Indonesia terus mengalami transformasi seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pemulihan fungsi tubuh tanpa ketergantungan obat. Dulu, fisioterapi identik dengan perawatan pasca stroke atau cedera parah di rumah sakit besar. Namun kini, seiring perkembangan ilmu, teknologi, dan dukungan regulasi, fisioterapi sudah menjangkau fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik mandiri, bahkan pusat kebugaran. Di Salatiga, misalnya, layanan fisioterapi kini telah tersedia di berbagai fasilitas termasuk di RSUD, lima klinik praktik mandiri, serta dilengkapi fisioterapis profesional yang siap melayani masyarakat dengan pendekatan yang lebih dekat dan humanis.

Transformasi juga terlihat dari bagaimana akses ke layanan fisioterapi kini semakin fleksibel. Masyarakat yang terdaftar sebagai peserta BPJS dapat memperoleh layanan ini secara gratis melalui rujukan dokter. Prosedurnya dimulai dari konsultasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas atau klinik, kemudian, jika ditemukan indikasi, pasien akan dirujuk ke rumah sakit tipe C dan diarahkan ke poli rehabilitasi medik untuk menjalani fisioterapi. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan layanan lebih cepat dan praktis, tersedia opsi datang langsung ke klinik fisioterapi mandiri tanpa perlu rujukan. Kemudahan ini menunjukkan bahwa fisioterapi bukan lagi layanan eksklusif pasca sakit, tetapi menjadi bagian penting dari upaya preventif dan promotif yang bisa diakses siapa saja, kapan saja.

Jadwal Pelayanan

Adapun jadwal pelayanan fisioterapi di Poli Rehabilitasi RSUD Kota Salatiga dibuka pada hari Senin hingga Kamis pukul 07.00–11.00 WIB, serta pada hari Jumat dan Sabtu pukul 07.00–10.00 WIB. Dengan keberadaan 10 orang fisioterapis yang siap memberikan layanan profesional, masyarakat Salatiga kini bisa mengakses terapi gerak ini dengan lebih nyaman dan terencana. Kemudahan ini menunjukkan bahwa fisioterapi bukan lagi layanan eksklusif pasca sakit, tetapi menjadi bagian penting dari upaya preventif dan promotif yang bisa diakses siapa saja, kapan saja.

Tips Sehat dari Fisioterapis

Sekelompok orang melakukan pemanasan sebelum olahraga (Gabin Vallet/unsplash)

Menjaga kesehatan tubuh tidak selalu harus dengan olahraga berat atau peralatan khusus, menurut mas Reza, kunci utamanya adalah konsistensi dalam bergerak. Disarankan agar masyarakat melakukan aktivitas fisik ringan setidaknya 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki, peregangan, atau senam sederhana di rumah. Mas Reza juga menekankan pentingnya memulai setiap sesi olahraga dengan pemanasan untuk mencegah ketegangan otot dan cedera.

Selain itu, dianjurkan melakukan olahraga yang memacu kerja jantung, seperti jogging atau bersepeda, dilakukan minimal dua kali seminggu untuk menjaga daya tahan tubuh. Bagi pekerja yang duduk dalam waktu lama, mas Reza menyarankan untuk rutin melakukan mobilisasi sendi dan mengganti posisi duduk setiap 30–60 menit. Dengan kebiasaan aktif yang sederhana namun teratur, tubuh akan tetap bugar, postur terjaga, dan risiko gangguan gerak bisa diminimalkan sejak dini.

Fisioterapi bukan sekadar layanan medis untuk pemulihan setelah sakit, tetapi juga bagian penting dari gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Dengan kemudahan akses layanan, tenaga profesional yang kompeten, serta manfaat yang menjangkau semua usia, fisioterapi kini menjadi solusi yang relevan di tengah masyarakat yang ingin tetap aktif, mandiri, dan produktif.

Melalui edukasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bergerak dan menjaga fungsi tubuh semakin meningkat. Mari manfaatkan layanan fisioterapi sejak dini, tidak hanya saat sakit, tetapi juga sebagai langkah cerdas untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.

Please follow and like us:
Pin Share

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow by Email
Instagram
Telegram