Belajar tidak memandang umur, karena setiap orang berhak menimba ilmu, memperluas wawasan, dan mengasah keterampilan di sepanjang hidupnya. Bahkan di usia senja, belajar justru bisa menjadi kunci untuk menjaga semangat, pikiran tetap segar, tubuh sehat, sekaligus tetap berkontribusi di tengah keluarga maupun masyarakat. Salah satu upaya menarik yang dilakukan di Kota Salatiga adalah menghadirkan Sekolah Lansia wadah khusus bagi para lanjut usia agar tetap semangat, produktif, dan berdaya.

Pada dialog interaktif kali ini, Dj Gita Nugraha ditemani dengan Yuni Ambarwati, S.H. dari DP3APPKB Kota Salatiga serta Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si. dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang berbagi cerita tentang bagaimana program Sekolah Lansia dijalankan dan manfaat besar yang bisa dirasakan masyarakat.

Apa Itu Lansia dan Kapan Seseorang Disebut Lansia?

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, seseorang dapat dikatakan sebagai lansia ketika telah berusia 60 tahun ke atas. Sementara itu, mereka yang berusia 45–59 tahun masuk kategori pra-lansia. Di Indonesia, sebagian besar lansia memiliki keterbatasan pendidikan dan ekonomi, sehingga program pemberdayaan sangat penting agar mereka tetap bisa berdaya dan tidak hanya dipandang sebagai beban keluarga.

Sekolah Lansia: Dari Bina Keluarga Lansia Hingga Program SIDAYA

Program SIDAYA (Lansia Berdaya) berawal dari kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang sudah ada di berbagai kelurahan. Dari sinilah kemudian lahir gagasan untuk membentuk Sekolah Lansia sebagai pendidikan nonformal bagi lansia, dengan tujuan mewujudkan mereka yang smart, sehat, produktif, adaptif, dan bermartabat. Program ini juga menjadi salah satu quick win dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, sebagai langkah strategis dalam memberdayakan lansia agar tidak hanya dipandang sebagai beban, tetapi mampu menjadi aset pembangunan yang berharga.

Di Salatiga, DP3APPKB telah mendirikan Sekolah Lansia Purbaya dengan jenjang S1 hingga S3, serta Sekolah Lansia As Syifa di Tingkir Lor yang baru pada level S1. Kegiatan belajar berlangsung sebulan sekali bersama fasilitator dan psikolog, dengan materi yang mencakup kesehatan fisik, pembinaan spiritual, hingga penguatan sosial. Setelah memenuhi kurikulum, peserta bahkan bisa mengikuti prosesi wisuda sederhana.

Sejak pertama kali berdiri pada 2022, program ini mendapat sambutan positif masyarakat. Antusiasme tersebut membuat Pemerintah Kota mendukung penuh, termasuk dalam pembiayaan setelah sebelumnya ditopang BKKBN. Dampaknya terlihat nyata: angka harapan hidup lansia meningkat hingga 75–77 tahun yang membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Salatiga tetap tertinggi di Jawa Tengah serta tercipta keseimbangan antar generasi karena lansia yang sehat tidak menjadi beban keluarga.

Manfaat Sekolah Lansia bagi Keluarga dan Masyarakat

Ilustrasi ibu-ibu dan seorang anak sedang berkumpul (Heri Mulyana/unsplash)

Sekolah Lansia tidak hanya berdampak pada para pesertanya, namun juga bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Bagi para lansia, Sekolah Lansia tidak hanya tempat untuk berkumpul dan belajar hal baru sehingga para lansia tidak merasa tersisihkan atau dianggap tidak produktif, melainkan dihargai sebagai pribadi yang masih mampu berkontribusi. Sehingga muncullah rasa percaya diri yang akan membentuk imun pada tubuh dan tidak merasa kesepian

Untuk keluarga, manfaatnya terasa dalam bentuk keseimbangan beban. Lansia yang sehat, mandiri, dan produktif tentu tidak menjadi tanggungan berat bagi anak-anak atau cucunya. Justru, keberadaan mereka bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi generasi muda, misalnya melalui keterampilan yang diwariskan atau pengalaman hidup yang diceritakan. Dukungan keluarga juga semakin kuat karena komunikasi dengan lansia terbuka lebih baik, sehingga hubungan emosional bisa terjaga.

Di sisi masyarakat sendiri, Sekolah Lansia menciptakan lingkungan yang lebih ramah usia. Lansia yang aktif dalam kegiatan sosial dapat memperkuat solidaritas, menjaga budaya gotong royong, dan menambah semangat kebersamaan lintas generasi.

Bagaimana Cara Mendaftar Sekolah Lansia?

Bagi Teman Setia yang tertarik, pendaftaran bisa dilakukan melalui Bina Keluarga Lansia (BKL) yang ada di wilayah masing-masing. Jika kelompok BKL sudah siap, maka bisa diajukan menjadi Sekolah Lansia dengan syarat adanya pengurus dan fasilitator. Jadi, tidak terbatas hanya untuk warga Salatiga saja, melainkan bisa dikembangkan di daerah lainnya.

Menjadi tua bukan berarti berhenti berkarya, Teman Setia. Melalui Sekolah Lansia, para orang tua bisa terus belajar, sehat, dan berdaya, bahkan menjadi teladan bagi generasi muda. Seperti pesan yang disampaikan para narasumber, lansia yang berdaya akan melahirkan keluarga yang kuat dan masyarakat yang tangguh. Mari dukung bersama, agar Indonesia menjadi negara yang ramah lansia.

Please follow and like us:
Pin Share

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow by Email
Instagram
Telegram