Siapa bilang Posyandu hanya untuk ibu-ibu dan anak kecil? Di era transformasi layanan kesehatan saat ini, Posyandu hadir dengan wajah baru: Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP). Mulai dari ibu hamil, remaja, orang dewasa, hingga lansia—semuanya kini bisa mendapatkan layanan kesehatan di satu tempat yang mudah dijangkau: Posyandu.

Ngobras kali ini Dj Gita Nugraha bersama dengan narasumber ibu Hana Fathiya Dasairy, SKM dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga mengulas bagaimana Posyandu ILP menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang promotif dan preventif, serta makin inklusif bagi seluruh masyarakat.

Apa Itu Posyandu ILP dan Mengapa Ini Penting?

Posyandu ILP adalah penggabungan dari berbagai jenis Posyandu yang dulunya terpisah—seperti Posyandu KIA, Posyandu Remaja, Posbindu, dan Posyandu Lansia—menjadi satu layanan terpadu yang melayani seluruh siklus hidup masyarakat. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak perlu berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan.

Lebih dari itu, Posyandu ILP menjadi wujud nyata komitmen Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan transformasi layanan primer: memprioritaskan pencegahan, edukasi, dan deteksi dini sebelum masyarakat jatuh sakit dan harus ke rumah sakit.

Siapa Saja yang Dilayani? Jawabannya: Semua!

Petugas kesehatan sedang melakukan medical check up (Mikhail Nilov/pexels.com)

Posyandu ILP melayani lima kelompok usia dengan paket layanan lengkap, seperti:

  • Ibu Hamil dan Menyusui: pemantauan berat badan, tekanan darah, skrining TBC, edukasi gizi, tanda bahaya kehamilan, pemberian tablet tambah darah, dan penyuluhan penggunaan buku KIA
  • Bayi dan Balita: imunisasi, vitamin A, cek tumbuh kembang, edukasi ASI dan MP-ASI.
  • Anak Sekolah dan Remaja: pemeriksaan anemia, edukasi gizi, skrining TBC, hingga penyuluhan bahaya rokok dan narkoba.
  • Usia Dewasa: pemeriksaan tekanan darah, IMT, gula darah, dan deteksi dini penyakit tidak menular.
  • Lansia: skrining kesehatan jiwa, penyakit pernapasan, dan edukasi pola hidup sehat.

Semua kegiatan dilakukan secara gratis, dan jika ditemukan indikasi penyakit, warga akan langsung dirujuk ke Puskesmas atau Pustu terdekat.

▶️ Baca juga: Posyandu ILP: Paket Pelayanan Kesehatan Lengkap untuk Semua Usia

Berapa Banyak Posyandu dan Kader di Salatiga?

Sebagai bentuk komitmen serius dalam mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat, Pemerintah Kota Salatiga telah menerbitkan Peraturan Wali Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu. Regulasi ini menjadi landasan penting dalam pelaksanaan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer), termasuk dalam hal pembentukan kelembagaan, perekrutan kader, serta standar layanan yang diberikan.

Hingga awal tahun 2025, tercatat terdapat 213 Posyandu aktif di Kota Salatiga yang tersebar di 210 RW. Beberapa RW memiliki dua Posyandu karena jumlah sasaran yang tinggi, seperti di Kelurahan Ledok dan Cebongan. Jumlah ini sudah mencakup seluruh wilayah administrasi RW yang ada, menandakan bahwa layanan dasar kesehatan kini dapat diakses oleh semua warga secara merata.

Untuk menjalankan operasional Posyandu ILP, Kota Salatiga memberdayakan sekitar 2.948 kader posyandu, dengan komposisi rata-rata 15 kader per posyandu. Namun di beberapa wilayah, jumlah kader bisa lebih banyak, menyesuaikan dengan jumlah sasaran dan cakupan wilayah kerja. Para kader ini tidak hanya dilatih secara teknis, tetapi juga dibekali dengan 25 keterampilan dasar yang terbagi dalam tiga jenjang kompetensi: Purwa, Madya, dan Utama.

Dengan dukungan regulasi dan SDM yang mumpuni, Posyandu ILP di Salatiga menjadi bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan tidak harus jauh dan rumit. Cukup datang ke lingkungan RW masing-masing, masyarakat bisa mendapatkan layanan promotif dan preventif secara mudah, cepat, dan gratis.

Tanntangan dalam Memberikan Layanan Terbaik

Petugas kesehatan sedang memberikan suntikan pada pasien (Mufid Majnun/unsplash)

Transformasi Posyandu menjadi Posyandu ILP tentu membawa banyak manfaat, namun pelaksanaannya juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu yang utama adalah belum meratanya pelatihan kader. Dengan jumlah kader aktif hampir 3.000 orang, belum semuanya memiliki akses terhadap pelatihan 25 keterampilan dasar yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan kapasitas pelatihan yang belum bisa menjangkau seluruh kader secara bersamaan.

▶️ Baca juga: Kompetensi Kader Posyandu ILP Garda Depan Layanan Kesehatan Masyarakat

Tantangan lain muncul dari sisi infrastruktur dan jangkauan layanan. Tidak semua kelurahan memiliki Puskesmas Pembantu (Pustu), sehingga proses rujukan dari Posyandu ke layanan kesehatan lanjutan terkadang masih memerlukan waktu dan jarak tempuh yang cukup jauh. Di samping itu, kesadaran masyarakat juga masih menjadi pekerjaan rumah, terutama dari kelompok usia produktif dan lansia yang belum memahami sepenuhnya bahwa Posyandu ILP kini melayani seluruh kelompok usia, bukan hanya balita.

Selain itu, beberapa Posyandu masih menghadapi kendala logistik seperti kekurangan alat pemeriksaan, media edukasi, dan belum optimalnya sistem pencatatan digital. Meski demikian, Dinas Kesehatan Kota Salatiga terus melakukan berbagai langkah adaptif seperti menyesuaikan hari buka Posyandu, melakukan kunjungan rumah, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor agar tantangan-tantangan ini dapat diatasi secara bertahap dan berkelanjutan.

Menuju Posyandu Multi-Bidang: Inovasi Masa Depan

Seorang anak yang sedang belajar menggunakan stetoskop dengan pendampingan orang dewasa (Husniati Salma/unsplash)

Ke depan, Posyandu tidak hanya akan fokus pada layanan kesehatan, tetapi juga menjadi pusat layanan masyarakat yang lebih luas. Mengacu pada arahan Kemendagri, Posyandu akan dikembangkan menjadi Posyandu Multi-Bidang yang menyentuh enam sektor strategis: kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketentraman dan ketertiban umum, serta bidang sosial. Hal ini bertujuan agar Posyandu bisa menjawab berbagai kebutuhan dasar warga di tingkat kelurahan atau RW.

Agar transformasi ini berhasil, dibutuhkan kader yang lebih terlatih dan kolaborasi lintas sektor. Kader tidak hanya perlu memahami isu kesehatan, tetapi juga dibekali keterampilan dasar lainnya sesuai bidang yang dikembangkan. Pemerintah daerah, termasuk Kota Salatiga, mulai mempersiapkan arah kebijakan ini melalui pelatihan, pembentukan regulasi, dan pemetaan potensi wilayah.

Dengan pendekatan ini, Posyandu diharapkan menjadi simpul pelayanan terdekat, yang tidak hanya sehat secara jasmani, tetapi juga kuat secara sosial dan fungsional.

Posyandu ILP bukan lagi sekadar tempat penimbangan balita seperti dulu. Kini, Posyandu telah berkembang menjadi pusat layanan kesehatan dasar yang melayani seluruh kelompok usia secara gratis dan mudah dijangkau. Pemeriksaan rutin, edukasi kesehatan, hingga deteksi dini penyakit kini bisa dilakukan cukup dengan datang ke Posyandu di lingkungan tempat tinggal. Dengan manfaat sebesar itu, sudah saatnya masyarakat lebih aktif memanfaatkan layanan ini secara rutin, bukan hanya saat ada keluhan. Menjaga kesehatan bisa dimulai dari langkah sederhana, cukup datang ke Posyandu dan jadikan kunjungan ini bagian dari gaya hidup sehat bersama keluarga dan lingkungan sekitar.

Please follow and like us:
Pin Share

Comments are closed

Follow by Email
Instagram
Telegram