Bulan Ramadhan sering kali menjadi momen spesial bagi para pelaku usaha kecil untuk menunjukkan kreativitas dan meningkatkan pendapatan. Bukan hanya tentang kuliner takjil dan suasana religi, tetapi juga soal bagaimana ekonomi kerakyatan bisa tumbuh dari momen kebersamaan ini. Di balik hiruk-pikuk bazaar yang ramai, ada kerja keras pemerintah dan pelaku UMKM untuk menghadirkan ruang usaha yang tertib, bersih, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Dalam kesempatan dialog interaktif kali ini, Dj. Gita Nugraha bersama Dr. Bayu Joko Mulyono, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga berbincang tentang berbagai program pemberdayaan UMKM, termasuk penyelenggaraan Bazaar Ramadhan yang dinanti-nantikan warga.
Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Mendorong UMKM Salatiga
Demi mendampingi pelaku usaha kecil agar terus tumbuh dan mampu bersaing, Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga hadir bukan sekadar sebagai lembaga pemerintah, tetapi sebagai mitra yang aktif bekerja di lapangan. Dari membantu legalitas, memberikan pelatihan, hingga memfasilitasi akses pemasaran dan pembiayaan, setiap langkah diambil demi membangun ekosistem UMKM yang lebih kuat dan mandiri.
Berdasarkan Perwali Kota Salatiga Nomor 26 Tahun 2024, Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga bertugas menjalankan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan UKM, termasuk menyusun kebijakan, melaksanakan evaluasi, serta menjalankan administrasi dan pembinaan sesuai arahan Wali Kota. Semua kegiatan tersebut berada dalam koridor Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2023–2026 yang akan diperbarui hingga tahun 2029.
Fokus utama pengembangan UKM di Salatiga saat ini adalah:
- Pendataan berbasis digital yang terintegrasi lewat aplikasi Pintar UMKM
- Program sertifikasi halal gratis (1000 usaha sudah terdaftar hingga tahun 2024 dan ditargetkan selesai pada tahun 2026)
- Bantuan permodalan berbunga rendah
- Pelatihan digital marketing dan kewirausahaan bagi pemuda
UMKM: Penopang Ekonomi yang Tangguh
Di balik perekonomian yang stabil, ada peran besar para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sering kali luput dari sorotan. Padahal, UMKM bukan sekadar roda penggerak ekonomi lokal, tapi juga menjadi penopang utama perekonomian nasional. Tangguhnya UMKM terbukti saat masa-masa sulit, termasuk ketika Indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Ketika banyak perusahaan besar goyah, UMKM tetap berdiri, bahkan menjadi motor pemulihan ekonomi di berbagai daerah, termasuk di Salatiga.
Tak hanya berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, UMKM juga membuka banyak peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dibandingkan perusahaan besar, UMKM memiliki fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan pasar. Inilah mengapa sektor ini menjadi perhatian serius pemerintah, termasuk di Kota Salatiga yang kini memiliki sekitar 25.000 hingga 26.000 pelaku UMKM aktif dari beberapa sektor usaha yang tesebar di Salatiga.
Dengan peran strategis ini, penguatan kapasitas UMKM menjadi prioritas penting. Tak hanya dari sisi permodalan, tetapi juga melalui pelatihan keterampilan, transformasi digital, serta pendampingan legalitas usaha. Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Koperasi dan UKM terus berupaya menghadirkan program-program yang relevan dan menjawab kebutuhan pelaku usaha secara langsung, demi memastikan UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dan naik kelas.
Relokasi Bazaar Ramadhan 2025 untuk Kenyamanan dan Ketertiban Bersama

Bazaar takjil dan aneka kuliner sore hari tentunya salah satu hal yang paling dinanti oleh masyarakat sembari ngabuburit bersama teman atau keluarga. Namun di balik semarak itu, tak jarang muncul masalah seperti kemacetan dan penggunaan fasilitas umum yang tidak tertata. Itulah sebabnya, pada Ramadhan 1446 H/2025 M ini, Pemerintah Kota Salatiga mengambil langkah strategis dengan melakukan relokasi dan penataan Bazaar Ramadhan demi kenyamanan bersama.
Pemerintah akan menempatkan ke dua titik baru: Jl. Langensuko — mulai dari jalan masuk ke Hotel Mutiara hingga batas trotoar Hotel Grand Wahid dengan maksimal menampung 97 UKMK (67 UMKM anggota paguyuban UMKM Kreasi Salatiga dan 30 UMKM warga setempat) dan Jl. Tentara Pelajar — SD Mangunsari 04/07 sampai batas masuk parkir Kafe Ole dirancang lebih dinamis dengan skema rotasi dua hari sekali, sehingga total 338 pelaku UMKM bisa ikut berpartisipasi secara bergiliran.
Penataan ini bukan hanya soal lokasi, tetapi juga soal tertibnya fasilitas dan operasional. UMKM peserta diwajibkan membawa perlengkapan sendiri, termasuk tenda dan tempat sampah, serta sudah bersih dari lokasi maksimal pukul 18.00 WIB. Pemerintah menegaskan bahwa seluruh kegiatan ini gratis alias tanpa pungutan biaya—sebuah bentuk nyata keberpihakan kepada pelaku usaha kecil.
Kolaborasi lintas instansi juga menjadi kekuatan tersendiri dalam menyukseskan kegiatan ini. Dinas Kesehatan, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Polres Salatiga, Dinas Komunikasi dan Informatika, hingga Dinas Pariwisata siap mendukung kelancaran kegiatan selama satu bulan ini.
UMKM bukan hanya sekadar pelaku usaha, tapi juga pilar penting yang menopang ekonomi kota. Melalui berbagai program yang digagas Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga mulai dari pelatihan, pendampingan legalitas, sertifikasi halal, hingga penyelenggaraan Bazaar Ramadhan, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam merawat dan membesarkan potensi usaha kecil.
Semoga dengan dukungan bersama, baik dari pelaku usaha maupun masyarakat sebagai pembeli setia, UMKM Salatiga terus tumbuh, naik kelas, dan membawa manfaat nyata bagi kota tercinta. Saatnya kita bangga dan berdiri bersama UMKM lokal karena dari mereka, ekonomi rakyat menguat dan masa depan menjadi lebih cerah.
No responses yet