Banyak pasangan muda mendambakan hadirnya buah hati sebagai pelengkap kebahagiaan rumah tangga. Namun, tak sedikit pula yang harus menghadapi kenyataan sulit ketika kehamilan tak kunjung datang. Mungkin Teman Setia bertanya-tanya, “Apakah ini masalah kesuburan?” atau “Apa yang harus dilakukan jika belum juga hamil?” Semua pertanyaan itu wajar, dan jawabannya dimulai dari pemahaman tentang fertilitas atau kesuburan.

Ngobras kali ini, Dj Gita Nugraha berbincang bersama dr. Cynthia Sukotjo, Sp.OG., SubSp.Fer dari RSIA Hermina Mutiara Bunda Salatiga akan mengupas tuntas seputar fertilitas, faktor yang memengaruhi kesuburan, hingga upaya medis dan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Apa Itu Fertilitas?

Fertilitas atau kesuburan adalah kemampuan pasangan untuk mendapatkan keturunan secara alami melalui hubungan seksual teratur. Ketika pasangan sudah berusaha selama satu tahun tanpa hasil, itu disebut infertilitas, dan bisa menjadi tanda perlu adanya evaluasi medis lebih lanjut.

dr. Cynthia menjelaskan bahwa usia memegang peranan penting dalam keberhasilan kehamilan. Usia subur terbaik bagi perempuan adalah antara 25 hingga 27 tahun. Seiring bertambahnya usia, terutama mendekati masa menopause, peluang untuk hamil akan menurun secara signifikan.

Melansir dari nhs.uk, infertilitas dibagi menjadi dua jenis:

  • primary infertility (Infertilitas primer) – kondisi ketika seseorang belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya dan mengalami kesulitan untuk hamil. Jika usia wanita di atas 35 tahun, maka batas waktu untuk diagnosis infertilitas primer adalah 6 bulan. 
  • secondary infertility (Infertilitas sekunder) – kondisi ketika seseorang sudah pernah hamil satu kali atau lebih, tetapi kini mengalami kesulitan untuk hamil kembali setelah setidaknya satu tahun mencoba tanpa alat kontrasepsi.

▶️ Baca juga: Menguak Permasalahan Infertilitas: Penyebab, Dampak, dan Solusinya

Mengapa Perlu Memahami Sistem Reproduksi?

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran akan kesuburan adalah memahami bagaimana sistem reproduksi bekerja. Pada perempuan, siklus haid bisa menjadi cerminan dari kondisi hormonal dan kesehatan organ reproduksi. Misalnya, haid yang tidak teratur bisa menandakan gangguan yang perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter.

Penting bagi orang tua juga untuk mengedukasi putri mereka sejak dini tentang tanda-tanda haid normal, agar lebih peka terhadap tubuhnya sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuburan

Selain usia, ada berbagai faktor lain yang turut memengaruhi kesuburan pasangan, baik dari sisi biologis maupun gaya hidup. Menurut dr. Cynthia, dalam praktiknya, pemeriksaan awal biasanya dimulai dari pihak pria karena tes analisis sperma relatif lebih sederhana, tidak invasif, dan cepat memberikan gambaran awal mengenai kondisi kesuburan. Namun secara umum, kesuburan bisa terpengaruh oleh hal-hal yang tampaknya sepele namun berdampak besar bila diabaikan.

Melansir dari medlineplus.gov dan nhs.uk, infertilitas bisa dipicu oleh sejumlah faktor non-spesifik yang bersifat umum, seperti pola makan yang buruk, berat badan tidak ideal (baik terlalu kurus maupun obesitas), stres yang tidak tertangani, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta paparan bahan kimia atau racun lingkungan. Gaya hidup modern yang serba cepat dan minim aktivitas fisik juga ikut berkontribusi pada menurunnya kualitas kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Jika kebiasaan-kebiasaan ini dibiarkan, maka peluang untuk hamil bisa menurun drastis meskipun pasangan berada dalam usia subur.

Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara nutrisi, aktivitas fisik, manajemen stres, dan menghindari paparan zat berbahaya merupakan langkah preventif yang sangat dianjurkan. Sebab, kesuburan bukan hanya soal organ reproduksi, melainkan juga cerminan dari kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kapan Harus Memeriksakan Diri?

Ilustrasi sepasang suami istri sedang melakukan konsultasi dengan dokter (National Cancer Institute/unsplash)

Jika pasangan di bawah usia 35 tahun sudah mencoba hamil selama 1 tahun tanpa hasil, atau pasangan di atas usia 35 tahun mencoba selama 6 bulan tanpa hasil, maka sangat dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis. Pemeriksaan dini bisa meningkatkan peluang keberhasilan program kehamilan.

Salah satu metode penanganan medis yang dikenal adalah program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Namun, dr. Cynthia mengingatkan bahwa tingkat keberhasilannya secara global masih sekitar 45-47%, artinya masih ada peran besar dari faktor non-medis dalam keberhasilan kehamilan.

Perlukah Persiapan Khusus untuk Program Kesuburan?

Persiapan sebelum menjalani program kesuburan sangat penting, tidak hanya dari sisi fisik, tapi juga gaya hidup dan kondisi emosional. Menurut dr. Cynthia, pola makan sehat menjadi fondasi utama. Jika tubuh terbiasa dengan nutrisi seimbang, maka respons terhadap terapi medis akan lebih baik.

Selain itu, pasangan sebaiknya menghindari alkohol, rokok, kurang tidur, dan stres berlebih. Berat badan ideal, olahraga teratur, dan manajemen stres juga berperan besar dalam menjaga keseimbangan hormon reproduksi.

Persiapan mental tak kalah penting. Proses program kesuburan bisa melelahkan secara emosional, sehingga dukungan antar pasangan dan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan. Konsultasi dengan dokter spesialis sejak awal akan membantu merancang langkah yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Jangan Ragu Berkonsultasi

Ilustrasi pasangan yang berbahagia (Q A Trần/unsplash)

Banyak pasangan menunda berkonsultasi dengan tenaga medis karena merasa belum perlu atau khawatir dianggap terlalu cepat panik. Padahal, semakin cepat diketahui penyebab infertilitas, semakin besar peluang untuk menemukan solusi yang tepat.

Konsultasi awal tidak selalu berarti langsung masuk ke program bayi tabung. Banyak pasangan hanya perlu penyesuaian gaya hidup, terapi ringan, atau pemantauan ovulasi dan kualitas sperma. Yang terpenting, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional sejak dini agar proses mendapatkan keturunan bisa lebih terarah dan tidak menyita waktu lebih lama.

Merencanakan kehamilan bukan hanya soal waktu, tetapi juga soal kesiapan tubuh dan pengetahuan akan kondisi kesehatan reproduksi. Dengan memahami apa itu fertilitas, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan, pasangan bisa lebih percaya diri dalam menapaki perjalanan menuju hadirnya buah hati. Jangan sungkan untuk berkonsultasi, karena semakin cepat permasalahan diketahui, semakin besar pula peluang untuk mendapatkan solusi yang tepat. Ingat, kesuburan adalah cerminan dari gaya hidup sehat dan perhatian terhadap tubuh kita

Please follow and like us:
Pin Share

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow by Email
Instagram
Telegram