Di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan sosial-politik yang kian kompleks, menjaga persatuan bangsa menjadi tugas bersama. Perkembangan zaman menuntut pendekatan baru dalam menyatukan keberagaman, terutama di kota-kota yang memiliki dinamika pluralisme tinggi seperti Salatiga. Dibutuhkan ruang aman yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mampu merangkul semangat kolaborasi dan dialog kebangsaan.
Menjawab kebutuhan tersebut, hadirlah Warung NKRI dan Omah Ngopi sebagai dua inovasi strategis dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Salatiga. Bersama dengan Dj Icha Fellicia bersama Drs. Valentino Tanto Haribowo, M.M, akan menjelaskan lebih dalam tentang makna, fungsi, hingga cita-cita besar di balik dua program tersebut.
Merawat Keutuhan NKRI Lewat Ruang Diskusi Inklusif
Indonesia bukan hanya rentan terhadap ancaman fisik, tetapi juga serangan ideologis seperti radikalisme dan intoleransi yang menjalar lewat media sosial. Di tengah fenomena post-truth dan banjir informasi, literasi kebangsaan menjadi benteng utama. Warung NKRI dan Omah Ngopi dibentuk sebagai bentuk kehadiran negara dalam menciptakan ruang dialog terbuka dan aman.
Warung NKRI sendiri merupakan akronim dari Wadah, Akur, Rukun, Usaha Nurani Gelorakan NKRI. Konsep ini diwujudkan dalam bentuk foodcourt kekinian yang berpadu dengan ruang diskusi, perpustakaan mini, hingga fasilitas karaoke dan panggung terbuka. Filosofi warung yang identik dengan kesederhanaan dan keterbukaan menjadi simbol semangat kebangsaan yang membumi.
Omah Ngopi: Rumah Pintar untuk Ormas Berkembang
Berpijak pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan diperbarui dengan UU Nomor 16 Tahun 2017, Kesbangpol mendorong ormas agar mampu tumbuh mandiri dan profesional. Omah Ngopi — singkatan dari Ormas Punya Rumah untuk Ngobrol Pintar — lahir sebagai pusat pemberdayaan yang tak hanya menyediakan ruang fisik, tapi juga platform digital.
Melalui aplikasi berbasis website, ormas-ormas di Salatiga kini dapat mengakses layanan, mendaftarkan legalitas kelembagaan, dan mengikuti penguatan SDM. Tercatat sudah lebih dari 95 ormas terdaftar dari total 180 lebih yang ada di Salatiga, sebuah angka yang mencerminkan antusiasme dalam membangun ormas yang tertib dan kontributif.
Kopi, Gula, dan Teh: Filosofi Sederhana Penuh Makna
Di Omah Ngopi, kopi bukan sekadar minuman—tetapi simbol kerukunan dan semangat persatuan. Interior tempat ini dirancang penuh makna, dengan menghadirkan elemen keseharian seperti kopi, gula, dan teh yang diubah menjadi akronim bernilai nasionalisme:
- Kopi – Kerukunan Obat Persatuan Indonesia, mencerminkan pentingnya menjaga keharmonisan dalam keberagaman.
- Gula – Gotong royong untuk Lingkungan Aman, sebagai ajakan untuk kembali pada semangat kolektif khas Indonesia.
- Teh – Toleransi, Empati, Harmoni, tiga nilai yang menjadi kunci menjaga perdamaian dalam hidup bermasyarakat.
Nilai-nilai ini tidak muncul secara kebetulan. Mereka sejalan dengan tujuan utama dari Omah Ngopi, yakni sebagai ruang pemberdayaan ormas agar dapat tumbuh secara sehat, mandiri, akuntabel, dan profesional. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 dan pembaruannya pada UU Nomor 16 Tahun 2017, pemberdayaan ormas adalah proses berkelanjutan. Karena itu, Omah Ngopi didirikan sebagai wadah komunikasi dan interaksi yang terukur dan bermanfaat bagi ormas, pemerintah, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Lebih dari sekadar tempat ngopi atau berkumpul, Omah Ngopi diharapkan bisa menciptakan ekosistem yang memungkinkan ormas memperkuat tata kelola kelembagaan, memperjelas alamat domisili dan AD/ART, serta mendorong penguatan sumber daya manusia dan anggaran. Semuanya bertujuan agar ormas dapat berperan aktif dalam pembangunan Kota Salatiga dan menjaga ketahanan ideologi bangsa.
Dengan filosofi sederhana namun mendalam, ruang ini mengajak siapa pun untuk berdiskusi dengan damai, berpikir kritis, dan saling mendengarkan. Sebab, seperti halnya secangkir teh atau kopi yang hangat, dialog yang bermakna selalu dimulai dari tempat yang nyaman dan bernuansa kebersamaan.yang terus dilatih—seperti menikmati secangkir teh atau kopi hangat bersama sahabat sebangsa.
Warung NKRI Tempat Sederhana dengan Misi Kebangsaan yang Besar
Warung NKRI, singkatan dari Wadah, Akur, Rukun, Usaha Nurani Gelorakan NKRI, adalah program strategis yang diinisiasi untuk mencegah radikalisme dan memperkuat nilai kebangsaan melalui pendekatan komunitas dan kebudayaan. Program ini hadir sebagai respons atas tantangan zaman yang memerlukan ruang-ruang aman bagi masyarakat untuk berdiskusi dan menyuarakan aspirasi kebangsaan secara terbuka.
Mengusung filosofi kesederhanaan seperti warung pada umumnya, Warung NKRI di Salatiga dikembangkan menjadi tempat yang modern dan multifungsi. Di dalamnya terdapat tiga foodcourt dengan harga terjangkau, area makan yang bisa menampung sekitar 40 orang, panggung pertunjukan, tempat karaoke, hingga spot swafoto. Suasana yang santai namun penuh makna ini dimaksudkan untuk menarik generasi muda agar turut terlibat dalam percakapan seputar persatuan dan toleransi.
Istilah “warung” sengaja dipilih karena mencerminkan tempat yang akrab dan setara. Setiap orang bisa duduk bersama, bertukar ide tanpa sekat status atau latar belakang. Warung NKRI menjadi ruang kolektif untuk menyemai nilai-nilai Pancasila secara membumi, melalui cara-cara yang ringan namun berdampak. Inilah bentuk baru dari edukasi kebangsaan yang tak kaku.
Sebagai bagian dari inovasi digital, Warung NKRI juga mengusung semangat Digital yang berarti Demi Indonesia, Gerakan Informasi dan Teknologi yang Aman dan Lancar. Dengan integrasi teknologi, warung ini tak hanya menjadi ruang fisik, tetapi juga platform informasi dan literasi digital yang mendukung gerakan kebangsaan yang adaptif terhadap zaman.
Salatiga dan Toleransi: Dari Penghargaan ke Implementasi Nyata
Sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia, Salatiga terus berupaya mempertahankan prestasi tersebut dengan langkah nyata. Meski indeks toleransi meningkat, posisi peringkat justru menurun. Hal ini menjadi refleksi penting agar semangat toleransi tak hanya berhenti di tataran simbolik, tapi juga diwujudkan dalam ekosistem nyata, salah satunya melalui program seperti Warung NKRI dan Omah Ngopi.
Warung NKRI dan Omah Ngopi bukan sekadar program sektoral. Keduanya adalah wajah inklusivitas dan inovasi Salatiga dalam memperkuat semangat kebangsaan. Di satu komplek di Kantor Kesbangpol, siapa pun bisa datang — berdiskusi, belajar, atau sekadar menyeruput kopi sambil menumbuhkan rasa cinta tanah air. Bagi Teman Setia yang bingung untuk memilih tempat nongkrong yang berkualitas, Warung NKRI dan Omah Ngopi bisa menjadi pilihan bagus untuk menghabiskan waktu secara berkelas.
No responses yet