Apa Itu Bahan Pangan Asal Hewan (BPAH) dan Mengapa Harus Memilih yang Berkualitas?

Bahan Pangan Asal Hewan (BPAH) adalah segala jenis bahan pangan yang berasal dari hewan dan layak dikonsumsi manusia. Ini termasuk daging (sapi, ayam, kambing), telur, susu, serta produk olahannya seperti keju, yoghurt, dan sosis. BPAH merupakan salah satu sumber utama protein hewani yang dibutuhkan tubuh manusia untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Protein hewani berbeda dengan protein nabati karena mengandung semua sembilan asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh. Selain itu, BPAH juga mengandung vitamin B12, yang sangat penting dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga fungsi saraf. Nutrisi lain seperti vitamin D, DHA, zat besi heme, dan zink juga banyak ditemukan dalam produk hewani, dan semuanya berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh, metabolisme, serta perkembangan otak.

▶️ Baca juga: Cegah Stunting dengan Protein Hewani

protein hewani
hasil produk protein hewani (umsu.ac.id)

Untuk memastikan BPAH yang kita konsumsi aman dan berkualitas, pemerintah Indonesia mengembangkan prinsip ASUH, yaitu:

  • Aman: Bebas dari kontaminasi biologis, kimia, dan fisik.
  • Sehat: Mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
  • Utuh: Tidak dicampur dengan bagian hewan lain yang tidak seharusnya.
  • Halal: Diproses dan disembelih sesuai dengan syariat Islam.

Memilih produk dengan label ASUH membantu kita terhindar dari risiko kesehatan dan memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan etika. Selain itu, sebagai konsumen yang bijak, kita juga harus memperhatikan label NKV (Nomor Kontrol Veteriner) dan sertifikasi halal.

Ciri-Ciri Daging, Telur, dan Susu yang Baik

Memilih Bahan Pangan Asal Hewan (BPAH) yang berkualitas adalah langkah penting untuk memastikan keamanan dan nilai gizi dalam konsumsi harian. Berikut panduan mengenali ciri-ciri daging, telur, dan susu yang baik:

Daging Segar dan Berkualitas

  1. Warna Merah Cerah: Daging sapi segar memiliki warna merah cerah dan mengkilap. Warna pucat atau kehitaman dapat menandakan daging tidak segar.
  2. Tekstur Kenyal dan Padat: Daging segar terasa kenyal saat ditekan dan kembali ke bentuk semula. Tekstur yang lembek atau berlendir menandakan daging mulai rusak.
  3. Aroma Segar: Daging segar memiliki aroma khas daging yang tidak menyengat. Bau asam atau busuk adalah tanda daging tidak layak konsumsi.
  4. Permukaan Tidak Berlendir: Permukaan daging yang berlendir atau terlalu basah menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri.
  5. Lemak Berwarna Putih Kekuningan: Lemak pada daging segar berwarna putih kekuningan dan tersebar merata. Lemak berwarna kuning pekat atau berbau tengik menandakan daging tidak segar.

Telur Segar dan Berkualitas

  1. Cangkang Bersih dan Utuh: Telur segar memiliki cangkang yang bersih, tidak retak, dan tidak berlendir.
  2. Berat Telur: Telur segar terasa lebih berat karena kandungan airnya masih utuh. Telur yang ringan bisa jadi sudah lama disimpan.
  3. Kuning Telur Cerah dan Tengah: Kuning telur yang cerah dan berada di tengah menandakan telur segar. Kuning telur yang pucat atau bergeser menunjukkan telur sudah lama.
  4. Putih Telur Kental: Putih telur segar memiliki konsistensi kental dan tidak menyebar saat dipecahkan. Putih telur yang encer menandakan telur tidak segar.
  5. Aroma Netral: Telur segar tidak memiliki bau menyengat. Bau amis atau busuk menunjukkan telur sudah rusak.

Susu Segar dan Berkualitas

  1. Warna Putih Kekuningan: Susu segar memiliki warna putih kekuningan karena kandungan lemak dan karoten. Warna terlalu putih atau kebiruan bisa menandakan pencampuran dengan air. 
  2. Aroma Khas Susu: Susu segar memiliki aroma khas susu yang lembut. Bau asam atau menyengat menandakan susu mulai rusak.
  3. Tekstur Tidak Menggumpal: Susu segar memiliki tekstur yang homogen dan tidak menggumpal. Gumpalan menandakan susu sudah basi.
  4. Kekentalan Sedang: Susu segar memiliki kekentalan yang sedang, tidak terlalu encer atau terlalu kental. Kekentalan ini berasal dari kandungan lemak dan protein dalam susu.
  5. Tidak Ada Endapan: Susu segar tidak memiliki endapan atau partikel asing. Endapan bisa menandakan kontaminasi atau proses penyimpanan yang buruk.

▶️ Baca juga: Hewan Kurban yang Baik dan Penanganan Daging serta Jeroannya

Kenali Penyimpangan BPAH di Pasaran: Ancaman Nyata bagi Kesehatan dan Kehalalan

Protein nabati dan hewani untuk memenuhikebutuhan tubuh (perbedaan.net)

Belakangan ini, marak diberitakan berbagai kasus penyimpangan dalam peredaran pangan asal hewan di pasar tradisional. Penyimpangan ini dilakukan oleh oknum pedagang demi meraup keuntungan lebih besar, meskipun membahayakan kesehatan konsumen. Mengonsumsi produk-produk ini sangat berisiko bagi kesehatan, bisa menyebabkan diare, muntah, keracunan, bahkan penyakit jangka panjang seperti kanker dan infeksi zoonosis seperti salmonelosis atau leptospirosis. Berikut beberapa jenis penyimpangan yang sering ditemukan antara lain:

1. Ayam suntikan/glonggongan, yaitu ayam yang disuntik air agar tampak lebih gemuk dan berat. Cirinya: daging sangat basah, terasa lembek saat disentuh, dan meneteskan air saat diiris.

2. Ayam tiren (mati kemarin), yakni ayam yang mati bukan karena disembelih secara syariat. Cirinya: warna kulit pucat kebiruan, terdapat bercak darah di kepala dan leher, serta berbau anyir atau busuk.

3. Ayam berformalin, yaitu daging ayam yang diawetkan menggunakan bahan kimia formalin agar tahan lama. Cirinya: warna lebih putih, permukaan kulit kesat, tidak dihinggapi lalat, dan berbau menyengat seperti obat.

4. Sapi glonggongan, yaitu sapi yang dipaksa minum banyak air sebelum dipotong agar berat badan meningkat. Cirinya: daging tampak pucat, lebih basah dari biasanya, tidak kesat, cepat bau, dan teksturnya tidak kenyal.

5. Susu oplosan, yaitu susu yang dicampur air, santan, atau bahkan formalin. Cirinya: lebih encer, berwarna agak kebiruan, rasa cenderung pahit, dan baunya menyengat tidak seperti susu segar pada umumnya.

Menjadi konsumen cerdas bukan hanya soal hemat, tapi juga soal menjaga kesehatan diri dan keluarga, serta mendukung sistem pangan yang aman dan bertanggung jawab. Di tengah banyaknya praktik curang dalam peredaran bahan pangan asal hewan (BPAH), konsumen memegang peran penting sebagai garda terdepan dalam memutus rantai distribusi produk yang tidak layak konsumsi.

Pastikan selalu memperhatikan ciri-ciri BPAH yang berkualitas dan label dan sertifikasi produk, seperti label halal dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Bila Teman Setia mendapati adanya indikasi olahan BPAH yang mencurigakan atau ingin bertanya lebih lanjut bisa datang ke kantor Dinas Pangan dan Pertanian khususnya Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Jalan Menur 27 Salatiga atau telpon 0298-325572.

Please follow and like us:
Pin Share

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow by Email
Instagram
Telegram